Goa Kampret Penuh Dengan Misteri Di Sumatera Utara
Bukit Lawang adalah sebuah gunung yang terletak di Provinsi Sumatera Utara yang menjadi rumah bagi Orang Utan. Terletak di Kecamatan Bahorok yang terletak di Kabupaten Langkat. Selain itu, Bukit Lawang terkenal dengan sungainya yang bersih dan deras. Namun, ini lebih dari itu. Ada sebuah gua yang tersembunyi di area tersebut yang dapat memberi Anda rasa petualangan. Taman Gunung Leuser memiliki Gua Kelelawar — juga dikenal sebagai Gua Kampret — yang terletak di perbatasannya.
Nama Kampret Dari Bahasa Daerah Setempat
Ribuan kelelawar hidup di Goa Kampret; Goa inilah yang menjadi sumber nama Kampret. Sebuah iklan yang dipasang oleh masyarakat setempat memberikan petunjuk arah ke gua tersebut. Gua yang terletak jauh di dalam hutan ini bisa Anda capai dalam waktu 20 menit dari tepian sungai Bahorok. Begitu masuk, Anda akan menemukan Kampret-Kampret ini tergantung tak bergerak dari langit-langit.
Seorang penjaga di depan gua mengawasi pintu masuknya. Dia menjaga daerah itu dari reptil berbahaya dan menyambut pengunjung dengan senternya siap. Mereka yang masuk melalui gua harus melakukannya dengan sekelompok besar orang. Gua itu sendiri sedalam 1 kilometer. Diperlukan senter atau satu lampu besar. Gua harus dibersihkan dari semua sampah selama satu jam perjalanan turun.
Masuk ke dalam gua tidaklah sulit; naik sedikit saja untuk mencapai pintu masuk. Untuk memudahkan wisatawan memahami, tanahnya dibentuk seperti tangga miring. Di ujung jalan setapak, beberapa stalaktit menghiasi dinding gua. Tersebar di seluruh gua terdapat banyak formasi batuan yang menyerupai jepit rambut. Saat Anda memasuki gua, kelelawar (atau hewan pengerat kecil) yang bertengger di langit-langit gua mungkin menarik perhatian Anda. Untuk efek tambahan, formasi talus dan vegetasi subur dapat ditemukan di lereng gunung.
Meskipun Gua Jomblang di Yogyakarta menawarkan sumber cahaya yang lebih terang dari Tampak Siring Cabe, sinar mataharinya masih kalah jika dibandingkan dengan lorong-lorong batu gua yang sempit. Dengan latihan, Anda bisa mendeteksi keberadaan kelelawar saat bergema di dalam gua. Saat Anda maju ke Ruang Kampret, suara kelelawar akan semakin keras dan jelas. Bau busuk Kampret guano dan hiruk-pikuk kelelawar yang ketakutan karena kehadiran manusia menambah bahaya perjalanan ini. Anda segera mencapai tujuan tersembunyi setelah pelarian yang sempit. Berkat cahaya alami yang mengalir ke dalam gua, tempat ini enak dipandang. Orang bisa istirahat sejenak di sini.
Saat kembali ke rumah, ikuti rute masuk untuk kembali dengan selamat. Hindari menginjak bebatuan karena sangat licin. Bagi yang ingin menjelajahi Gua Kampret, disarankan untuk menggunakan sepatu gunung, sandal gunung, atau sepatu anti selip lainnya. Jalur sepanjang 1 kilometer menghubungkan gua dengan dua tempat wisata, menjadikannya lokasi yang bagus untuk belajar caving. Selain itu, gua ini mudah diakses tepat di sebelah Bukit Lawang, yang memberikan daya tarik tersendiri.
Untuk menjumpai monyet hitam jambul putih di Hutan Hujan Tropis Leuser, Anda perlu berjalan kaki sejauh 3 kilometer dari Sungai Bahorok ke tepian sungai. Dari sana, Anda bisa naik ojek untuk sampai ke tepian Terminal Bukit Lawang. Efek samping dari mengikuti tur Bukit Lawang adalah kesempatan untuk menemukan monyet yang hidup di hutan. Sungai yang mengalir melalui kawasan ini memberikan banyak kesempatan untuk dijelajahi, termasuk menyusuri kebun sawit milik warga setempat.