Aek Sipangolu Di Sumatera Utara Peninggalan Raja
Ada banyak tempat wisata di sekitar Danau Toba yang mungkin dilewatkan oleh pengamat yang cermat. Dari atraksi tersebut, pengunjung dapat merasakan keindahan dan pesona masing-masing. Air terjun Aek Sipangolu terletak di Desa Bakara, Bakti Raja, Sumatera Utara. Ia dikenal sebagai air kehidupan karena khasiat penyembuhannya.
Karena kata Batak Toba Aek Sipangolu berarti “air kehidupan”, nama tempat wisata ini sesuai dengan arti harfiahnya. Selain menjadi objek wisata biasa, lokasi ini sebenarnya menyimpan makna sakral bagi penduduk setempat. Banyak orang telah menyaksikan khasiat penyembuhan dari mata air tersebut dan telah melaporkannya kepada pihak berwenang. Ini memberikan alasan untuk menamai objek wisata tersebut, yang merupakan dorongan signifikan bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Aek Sipangolu merupakan bagian dari Perairan Pusaka milik Kerajaan Raja Sisingamangaraja XII. Air tersebut berasal dari kaki gajah bekas raja Sisingamangaraja. Saat berada di atas bukit untuk melihat gajah, tangan Raja Sisingamangaraja terasa kering. Kurangnya sumber air di atas bukit mencegahnya untuk memuaskan dahaga. Raja Sisingamangaraja meminta bantuan kepada Omukongo Mucunganadi Nabolon. Air menyembur keluar saat dia menekan tongkatnya ke tanah.
Air di dekat tongkat yang tertancap di tanah disebut Aek Lips. Raja Sisingamangara menempelkan tongkatnya di tempat ini dan meminum air langsung dengan bibirnya. Alhasil, ia memberikan air tersebut kepada gajahnya. Danau Toba terletak persis di bawah sumber mata air yang berasal dari atas sebuah bukit. Orang-orang percaya bahwa ini adalah tempat di mana raja Sisingamangaraja melakukan rutinitas mandi pribadinya sehari-hari.
Penyakit jangka panjang mengganggu salah satu orang yang tinggal di dekat mata air. Dalam mimpi, seorang lelaki tua menasihatinya untuk membenamkan diri di mata air tempat raja Sisingamangara meminum airnya. Melepaskan harapan untuk sembuh, si pemimpi menurut dan menenggelamkan dirinya dalam arus suci. Orang-orang percaya bahwa seseorang menjadi lebih baik setelah penyakitnya berakhir secara ajaib. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1939 dan menghasilkan terciptanya Aek Sipangolu, air kehidupan.
Orang sering menggunakan mata air untuk menyembuhkan penyakit. Orang sering melakukan perjalanan jauh untuk mengunjungi tempat ini untuk mandi. Mereka juga membawa beberapa rumah dengan mereka. Selama musim kemarau, aliran Aek Sipangolu tetap penuh bahkan setelah lama tidak hujan. Banyak yang telah melihat perubahan kesehatan mereka selama tinggal di sana.