MakananSulauwesi Tenggara

Wajib Coba Makanan Khas Buton Sulawesi Tenggara

Pulau Buton, yang dikenal sebagai “negeri seribu benteng”, tidak hanya terkenal dengan keindahan alamnya yang menakjubkan. Ciri khas kuliner di Pulau Buton sangat kental. Kuliner di Buton adalah bagian dari cita rasa yang dihasilkan oleh masyarakat pada masa-masa tertentu. Beberapa makanan khas Buton bahkan merupakan ungkapan rasa syukur masyarakat akan hasil panen makanan pokok yang melimpah di masa lalu. Sebagian besar kuliner berasal dari kekayaan alam. Buton juga memiliki kuliner khas yang mempertahankan cita rasanya yang khas. Anda yang sedang berada di Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara wajib banget buat coba makanan khas yang ada disana.

 

Tuli-Tuli

tuli-tulis makanan khas buton

Tuli-tuli adalah makanan khas Buton yang sangat lezat dan berupa gorengan. Makanan ini memiliki bentuk seperti angka delapan dan memiliki rasa gurih yang khas. Biasanya, orang suka menikmati tuli-tuli dengan sambal goreng yang membuatnya semakin nikmat. Harganya sangat terjangkau, hanya sekitar 1000 rupiah per gorengan saja. Menurut para pedagang di sana, tuli-tuli masih menjadi cemilan favorit bagi penduduk sekitar.

Untuk membuatnya, kita perlu mengambil beberapa batang ubi kayu. Kemudian, ubi kayu dihaluskan dengan cara diparut. Hasil parutan kemudian dimasukkan ke dalam kain bersih dan ditekan hingga adonan mengering. Setelah itu, adonan dibelah menjadi dua bagian. Bagian pertama dicampur dengan irisan bawang, garam, dan air. Kemudian, adonan dipanaskan sampai kental. Setelah itu, adonan yang telah kental dicampur dengan parutan ubi yang telah kering. Kemudian, adonan dibentuk seperti angka delapan. Sambil menggoreng adonan, kita juga dapat membuat sambal goreng agar tuli-tuli sudah matang dan siap dinikmati. Menambahkan sambal saat menikmati tuli-tuli akan memberikan sensasi pedas dan gurih yang nikmat di mulut.

 

Parende

Parende merupakan olahan ikan yang terkenal di masyarakat lokal dan menjadi kudapan favorit. Bagi penduduk setempat, Parende sering disajikan dalam acara-acara spesial. Parende adalah sup ikan dengan kuah kuning yang khas. Jenis ikan yang digunakan untuk membuat Parende tidak spesifik, sehingga sup kuah kuning ini dapat dibuat dengan berbagai jenis ikan yang ditangkap oleh para nelayan. Tapi Ikan yang paling sering diolah menjadi Parende yakni ikan Pelagis  karena dagingnya yang tebal dan empuk ketika dimasak. Parende menggunakan bumbu rempah yang melimpah, seperti kunyit, sereh, dan jahe. Tidak hanya itu, Parende juga memiliki topping tambahan berupa kacang mete yang membuatnya terasa lebih istimewa.

 

Kambawe Gola

Kambawe gola Buton

Kambewe gola adalah makanan khas yang terbuat dari biji jagung muda sebagai bahan utamanya. Masyarakat setempat banyak menanam jagung dan menjadikannya sebagai makanan pokok utama. Untuk membuat kambewe gola, biji jagung muda harus berumur 70 hari agar terasa manis dan memiliki tekstur yang pas, tidak terlalu keras ataupun lembek. Biji jagung dihaluskan dengan alat penggilingan dan dicampur dengan gula merah hingga merata. Adonan kemudian dimasukkan ke dalam kulit jagung dan direbus dalam panci dandang. Harus diingat bahwa panci yang digunakan untuk merebus harus khusus, tidak boleh menggunakan panci biasa. Kambewe gola yang telah matang berwarna merah kecoklatan dan memiliki tekstur yang padat. Ketika dimakan, teksturnya yang renyah akan langsung hancur dalam mulut. Rasanya sangat manis karena perpaduan gula merah dan manisnya jagung.

 

Kasuami

Kasuami Buton

Kasuami merupakan makanan khas Buton yang tidak hanya wajib dicicipi, tetapi juga sulit ditemukan karena sekarang jarang dibuat oleh masyarakat. Kuliner tradisional ini berasal dari luar Pulau Buton, karena masyarakat di Kolaka, Muna, dan Wakatobi juga sering membuat Kasuami sebagai makanan pokok mereka. Kasuami terbuat dari ubi kayu yang diolah menjadi bentuk seperti tumpeng kecil dan dianggap sebagai penyelamat karena mampu mengenyangkan dan cocok disajikan dengan berbagai jenis sayuran. Kasuami juga terkenal di daerah pesisir dan biasanya disantap bersama sup ikan. Ubi kayu dikeringkan terlebih dahulu sebelum diparut dan sari patinya dikukus hingga padat. Proses tersebut dilakukan di sebuah cetakan berbentuk kerucut sehingga hasilnya terlihat seperti gunungan kerucut kecil yang sangat padat. Membuat Kasuami tidak memerlukan waktu lama, kurang dari 30 menit, kita sudah bisa menikmatinya dengan beragam jenis sayuran atau sup ikan.