DestinasiGo ExploreSumatera Barat

Lubuak Tampuruang Wisata Extream Untuk Wisatawan

Air terjun Lubuak Tampuruang terletak di Balimbiang, Kecamatan Kuranji Padang;  juga dekat dengan kawasan Perumahan Belimbing.  Letaknya 12 km sebelah timur dari pusat Kota Padang.  Air terjun Lubuak Tampuruang memiliki lingkungan yang tenang dan udara segar yang sangat cocok bagi pecinta alam.

Lubuak Tampuruang Wisata Extream Untuk Wisatawan
sumber: google

Perbukitan Kuranji merupakan jalan menuju Lubuak Tampuruang, yaitu sebuah kolam alami berbentuk tempurung kelapa yang terletak di kaki bukit.  Kata Lubuak berarti “kolam alami” dan Tampuruang berarti “batok kelapa”.  Lubuak Tampuruang tidak memiliki sungai berarus deras yang tidak terlalu deras.  Air terjun ini juga dikenal dengan sebutan Tampuuang, yaitu nama sungai dan bentuk air terjunnya.  Air terjun ini memiliki air yang jernih dan berbentuk seperti perimeter kecil.  Orang Minang biasanya menyebut bentuknya sebagai batok kelapa.

Air terjun setinggi 15 meter ini memiliki aliran air yang sangat besar.  Selain air terjun utama, ada beberapa air terjun lain yang mengalir ke dalamnya untuk berenang dan mandi.  Mereka yang menyukai tantangan ekstrim bisa melakukan lompatan-lompatan cantik dari atas air terjun ini.  Kios yang menjual makanan dan minuman terletak di dekat air terjun ini.  Tebing-tebing batu yang mengelilingi lereng bisa digunakan untuk duduk bersantai, atau berfoto.  Tulisan Lubuak Tampurag yang dipadukan dengan dinding batu merupakan kombinasi yang pas untuk fotografi.

Lubuak Tampuruang Wisata Extream Untuk Wisatawan
sumber: google

Air Terjun Lubuak Tempurung yang terletak di Kota Padang, Sumatera Barat ini diakses melalui Sungai Batang Guo.  Air terjun ini terdapat di bagian atas sungai dan menghasilkan air dingin yang pasti berasal dari pegunungan.  Air terjun ini sudah sangat ramai pengunjung karena letaknya di tengah hutan.

Dari sudut pandang yang tinggi, lanskap tampak seperti mangkuk dengan formasi mirip cangkang.  Hal ini menyebabkan penduduk lokal menyebut lokasi ini sebagai Bottom Shell.

Air terjun ini dapat diakses dengan mobil atau kendaraan roda dua.  Letaknya di bagian timur Kota Padang, sekitar 15 kilometer dari pusat kota ke arah Gunung Sariak.

Melewati kebun rambutan dan durian milik warga setempat, wisatawan yang melintas berjalan kaki kurang lebih 700 meter.  Ini adalah perjalanan yang panjang;  melintasi jalan setapak di tengah pohon rambutan dan durian.

Tepat sebelum tiba di tempat tujuan, luangkan waktu sejenak untuk mengamati ufuk barat dan perhatikan panorama luar biasa yang diberikan oleh latarnya.  Dikelilingi oleh kota Padang yang padat, orang dapat dengan mudah melihat lokasi tempat itu.

Pada bulan Juni, Juli, dan Agustus, Air Terjun Lubuak Tempurung banyak menarik pengunjung.  Salah satu penyebabnya adalah buah rambutan yang bergelantungan di batang bambu.  Pengunjung juga bisa memetik buah rambutan atau durian yang ditanam di ladang milik masyarakat.  Hal ini menambah daya tarik Air Terjun Lubuak Tempurung bagi banyak orang.

Air Terjun Lubuak Tempurung tak kalah menariknya dengan Air Terjun Lembah Anai, Air Terjun Lembah Harau dan Air Terjun Bayang Sani.  Air Terjun Lubuak Tempurung memiliki air dingin yang jernih dengan sedikit atau tanpa polusi.  Daya tarik utamanya adalah lokasi dan alamnya yang masih alami.

Lubuak Tampuruang Wisata Extream Untuk Wisatawan
sumber: google

Orang bisa menyelam ke air terjun tanpa batasan berkat ketinggian 15 meter dan kedalaman 4 meter.

Wisatawan semakin sering mengunjungi lokasi ini.  Keluarga, anak sekolah, remaja dan kekasih sering mengunjungi tempat ini.  Fotografer sering menggunakan tempat ini untuk berfoto dengan latar belakang air terjun.  Orang-orang juga sering berfoto bersama di samping air terjun.

Air Terjun Lubuak Tempur berasal dari anak sungai Batang Guo dan mengambil jalur berkelok-kelok sebelum bergabung dengan sungai di dekat gua sisi tebing yang terisolasi.  Sungai Batang Guo juga disebut sebagai sungai Bukit Rimbo Data;  itu dinamai sekelompok danau yang membentang di Sumatera.  Air dari lereng bukit jatuh melalui air terjun kecil dan melebarkan sungai.  Proses ini menciptakan air terjun kecil yang tingginya rata-rata 1 hingga 2 meter.  Itu juga melubangi bebatuan di dasar sungai untuk membentuk depresi.

Sejak tahun 1995, penduduk setempat menyebut air terjun ini dengan namanya.  Tidak ada jalan tanah yang dapat diakses ke daerah tersebut pada saat itu;  sebaliknya, hanya jalan setapak yang dibuat.  Kendaraan tidak dapat mengakses lokasi dan tidak ada tanda untuk melarang orang dari fakta ini.  Untuk berjalan kaki, dibutuhkan sekitar 3 kilometer.  Jalan desa dibangun pada tahun 2012 oleh pemerintah daerah;  konstruksi yang sedang berlangsung membuatnya sulit untuk berjalan.  Sejak akses jalan terbuka ditawarkan kepada pengunjung setiap minggu, komunitas mulai terbentuk.

Saat musim hujan, pengunjung komunitas ini kerap mengeluhkan infrastruktur jalan yang kurang memadai.  Terutama mengenai lintasan sepanjang 700 meter yang melintasi tanaman di ladang.  Saat bepergian ke lokasi ini, penting untuk mempertimbangkan cuaca.  Hari hujan membuat jalan becek dan licin.  Selain itu, hari yang cerah tidak memungkinkan untuk melintasi jalan yang benar.  Saat mendaki bukit terjal, berhati-hatilah agar tidak terpeleset.