Asal Usul Pulau Adonara di NTT
Di ujung paling timur Pulau Flores terdapat sebuah pulau kecil subur yang dikenal dengan nama Adonara. Penduduknya adalah keturunan Sedo Lepan, manusia primitif pertama yang tinggal di pulau tersebut. Wanita pertama muncul bersamaan dengan Gunung Boleng. Dia memiliki rambut lebat yang menutupi tubuhnya.
Selama peristiwa ajaib tertentu, tubuh Sedo Lepan “hancur” dan wanita kedua muncul bernama Kewae Sedo Bolen. Wanita ini adalah satu-satunya orang yang tinggal di Pulau Adonara saat itu. Selama bertahun-tahun, dia tinggal sendirian di pegunungan dekat Ile Boleng, gunung yang dia pilih sebagai rumahnya. Seorang pria dari pantai selatan Pulau Lembata bernama Kelake Ado Pehan diusir dari pulau tersebut karena diduga sebagai penyihir yang menyebabkan letusan Gunung Adowojo. Dia melarikan diri dari Lembata dengan perahu kelapa dan akhirnya terdampar di sisi selatan Pulau Adonara.
Singkat cerita, Kelake Ado Pehan bertemu dengan Kewae Sedo Bolen di puncak Ile Boleng dan mereka menikah. Dari perkawinan mereka, dua manusia pertama di Pulau Adonara melahirkan tujuh orang putra bernama Lado Ipa Langka, Mado Kebanyakan Dongeng, Beda geri Niha, Duli Ledan Labi, Kia Kara Bau dan Sue Buku Toran. Keturunan mereka tinggal di Boleng, Doken, Nihaona, Lewoduli, Wakoblolon-Kiwang Ona, Kia Kara Bau, Lamahala dan Lewojawa.
Kata Adonara berarti “manusia pertama” dan “pendahulu”, berasal dari kata Ibrani Ado dan Nara. Inspirasi dibalik nama ini berasal dari manusia pertama yang tinggal di pulau tersebut, Kelake Ado Pehan. Nara adalah kata dari bahasa Jepang yang berarti negara, desa atau keluarga. Kata Adonara memiliki arti yang sama, tetapi berasal dari kata Adoknara. Artinya Ado memiliki suku bangsa, desa dan keturunan serta kerabat. Kata adok berarti suku atau marga. Dan nara berarti kelompok atau marga, suku atau desa. Jadi Adoknara artinya orang dari dua suku yang berbeda, dua desa yang berbeda atau dua keluarga yang diadu domba. Orang-orang dari budaya Adonara biasanya menikmati pertempuran. Jika anda ingin terlibat dalam pertempuran, anda dapat meminta bantuan seseorang dari suku Nara untuk mengatur duel. Orang-orang dari suku ini sering memobilisasi anggota keluarganya, serta orang-orang dari desa lain.
Menurut legenda, konflik antara Paji dan Demong dulu disebut Adonara. Lewopoti adalah rumah asli ras Demong. Lewoleba, Tana Bolong, Horuhura, Lewomang, Wollo dan Baipito berasal dari kelompok Paji. Sedangkan Menanga, Lamahala, Lamakera, Lebala dan Watampao termasuk suku Lewoleba.
Di Adonara, bentrokan berdarah antar suku sering terjadi. Alasannya, karena masalah sengketa tanah itu mengilhami salah satu dari dua perseteruan negara itu. Dengan memunculkan kekerasan sebagai solusi atas sengketa tanah mereka, cerita rakyat mengatakan bahwa nenek moyang orang Adonara menjalani kehidupan yang sulit dan sering harus berurusan dengan pertumpahan darah.
Letak Geografis Pulau Adonara
Pulau Adonara terletak di sebelah timur Pulau Flores di Kepulauan Nusa Tenggara. Titik tertinggi Pulau Adonara berada di ketinggian 1.676 meter. Ini adalah pulau seluas 509 kilometer persegi yang terletak di utara Laut Flores secara administratif; termasuk dalam Kabupaten Flores Timur. Pulau ini berbatasan dengan Selat Solor di selatan dan Selat Lowotobi di barat.
Tiga pulau di Kabupaten Flores Timur, Adonara, Lembata dan Solor, mudah diakses dengan perahu penyeberangan. Perjalanan singkat ini, yang biasanya berlangsung dari fajar hingga senja, dapat dilakukan dengan perahu motor. Selain itu, kano dan perahu motor yang lebih kecil menyediakan rute alternatif ke pulau-pulau ini. Rute ini biasanya melewati pelabuhan Tobi Lota atau pelabuhan Desa Boleng.