Destinasi

Sungguh Indah Pemandangan Kolam Susuk di Atambua

NTT bekerja sama dengan pemerintah pusat tahun ini. Sail Komodo NTT 2013 akan menjadi event akbar yang menampilkan kapal-kapal layar melintas di tempat-tempat wisata alternatif di kawasan yang belum pernah dilihat publik sebelumnya.

Lagu Kolam Susu Yang Dipopulerkan Koes Plus

Koes Plus, band populer asal Tuban, Jawa, menyanyikan tentang keindahan alam Indonesia dalam lagu Kolam Susu. Liriknya menampilkan satu-satunya lautan di Indonesia sebagai genangan susu, dengan jaring dan kait yang menopang protagonis syair tersebut. Memancing dan udang mendatangi anda tanpa badai atau topan. Orang mengatakan tanah kita adalah tanah surga karena tongkat dan batu menjadi tanaman.

Koes Plus tidak hanya menggunakan kalimat kosong saat menyebut genangan susu dalam lagunya. Susu benar-benar ada di kolam yang dia gambarkan. Kolam Susuk adalah nama informal kolam susu yang terletak di Desa Junelu, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, NTT. Jaraknya sekitar setengah jam dari Atambua, ibu kota Kabupaten Belu.

Kolam Susuk
Sumber: ksmtour.com

Kolam Susuk sangat indah yang berarti sarang nyamuk dalam bahasa lokal. Anggota Koes Plus terpesona oleh kolam ketika mereka mengunjungi Atambua pada tahun 1971. Inspirasi ini terdengar dalam lagu Kolam Susu. Karena merupakan objek wisata, orang tidak sering mendengar nama Kolam Susuk. Salah satu rute Sail Komodo 2013 melewati tempat ini.

Sail Komodo adalah parade akbar kapal layar yang berlangsung antara 27 Juli hingga 7 September. Kapal-kapal ini, termasuk kapal militer, berlayar dari kota Darwin di Australia. Usai berlayar melewati Kupang, armada akan membuang sauh dan menggelar upacara kesenian besar-besaran yang melibatkan ribuan penari tradisional.

Setelah meninggalkan NTT, kedua rombongan menempuh rute terpisah melewati Atambua (Belu), Alor, Lembata, Larantuka (Flores Timur), Maumere (Sikka), Ende, Nagekeo, Ngada dan Labuan Bajo (Manggarai Barat). Satu kelompok berlayar melalui “atas”, dan yang lainnya melewati “bawah”. Grup B menempuh perjalanan dari Pulau Rote Ndao, melalui Pulau Sumba dan Manggarai, hingga berakhir di Labuan Bajo. Mereka melewati 21 kota dan provinsi di NTT.

Kolam Susuk
Sumber: kompas.com

Sail Komodo 2013, sebuah gerakan yang diluncurkan di Jakarta pada Senin, 4 Agustus, oleh Agung Laksono Koordinator Kesejahteraan Rakyat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan taraf kesejahteraan penduduk NTT, mengurangi kemiskinan dan mengurangi pengangguran. Konsekuensinya, kelompok Sail Komodo juga harus berhenti dan mengambil peluang budaya dan pariwisata di daerahnya.

Situs Sail Komodo 2013 yang dibuat oleh Pemerintah Provinsi NTT ini menyimpan banyak tempat wisata terkenal. Beberapa tempat tersebut termasuk dalam Taman Nasional Komodo di Labuan Bajo; Manggarai Barat; dan danau tiga warna di Taman Nasional Kelimutu. Peserta dalam grand voyage ini melewati banyak tujuan ini tanpa menyadarinya. Ada bukti alat perang tradisional digunakan di Lembata, sebuah tradisi yang terpisah dari perburuan paus komersial. Selain itu, terdapat gua yang dihuni oleh Homo Floresiensis yang juga dikenal sebagai an

Warga Larantuka mengikuti tradisi Semana Santa “arak-arakan keliling kota” untuk menghormati kematian Isa Almasih. Sajian budaya lain yang terdapat di destinasi unggulan antara lain Wae Rebo, desa tradisional Manggarai dengan rumah berbentuk kerucut.

Sail Komodo 2013 baru saja mulai mempromosikan tempat-tempat wisata alternatif yang diungkapnya. Salah satunya adalah Kolam Susuk di Atambua yang kerap dicap sebagai objek wisata. Namun, ketika orang mengunjungi Kolam Susuk, mereka merasa kolam itu benar-benar kosong. Tidak ada penjaga yang terlihat, tetapi mereka memiliki akses ke kotoran yang tersedia sesuka hati.

Kolam Susuk
Sumber: mongabay.co.id

Pada tahun 1999, keluarga Paul Britto melarikan diri dari Timor Timur menuju Atambua setelah melalui perjuangan kemerdekaan negara tersebut. Mereka menyatakan bahwa keputusan mereka dilatarbelakangi oleh fakta bahwa wilayah baru mereka adalah provinsi ke-27 Indonesia. Paul bekerja di sebuah perusahaan daerah di Kabupaten Belu saat masih duduk di bangku SMA.

Sangat mudah untuk mencapai Kolam Susuk dari Atambua; naik motor saja kurang lebih setengah jam. Jalan berliku melewati lembah dan tebing tinggi saat berkelok-kelok di antara kota dan danau. Jalan tersebut baru-baru ini menerima beberapa perbaikan karena tanah longsor. Tidak menyadari penyebab longsor, trotoar tetap mulus.

Kolam Susuk adalah danau alami yang sangat besar dengan pemandangan yang indah. Kolam Susuk dikelilingi oleh tebing-tebing tinggi yang seakan menjaga keindahannya. Sesekali anda akan melihat hutan dan kawasan hutan bakau serta pepohonan Kedondong yang menambah sejuk dan sejuknya suasana meski mataari sedang terik.

Orang-orang yang tinggal di daerah tersebut menggunakan bangunan darurat untuk bertahan hidup. Misalnya, beberapa dapat memata-matai bungalo kecil yang terletak di daerah terpencil. Cara khusus suguhan makan malam bakar bandeng suguhan di bungalo yang menjorok ke salah satu kolam.