Gua Liang Bua, Wisata Manusia Purba Indonesia
Nusa Tenggara Timur atau dikenal juga dengan NTT memiliki keindahan yang tidak bisa dipungkiri. Bepergian ke kawasan ini tidak harus dengan pergi ke destinasi yang sering dikunjungi wisatawan dari negara atau daerah lain. Potensi pariwisata NTT tak tertandingi dan diprediksi akan menjadi “The Next Bali”. Siapapun yang mengunjungi Indonesia dengan cepat mengetahui mengapa negara itu disebut sebagai NTT kependekan dari Nusa Tenggara Timur. Majalah Fokus dari Jerman menyatakan bahwa Nusa Tenggara Timur adalah pulau terindah di planet ini.
Ada banyak keajaiban di provinsi ini. Beberapa di antaranya adalah destinasi wisata eksotis di Pulau Timor, seperti Bukit Merah Muda Khalebamadja. Selain itu, transportasi menuju NTT tidak pernah mengalami kesulitan sama sekali. Salah satu pulau yang menyimpan banyak keindahan di NTT adalah Pulau Flores. Banyak hal menarik yang bisa kita temukan dari pulau ini, seperti oleh-oleh khas seperti kopi Flores dan kain tenun.
Pulau Flores di Samudera Pasifik terkenal dengan kopinya yang unik dan nikmat. Karena rasa kopi ini khas Pulau Flores, maka jarang digunakan pada kopi dari pulau lain. Banyak orang memilih membeli kopi ini sebagai oleh-oleh dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, pengunjung Pulau Flores dapat melihat situs purbakala yang indah.
Liang Bua adalah sebuah gua di perbukitan kapur Kabupaten Manggarai di provinsi Flores. Gua ini dikenal masyarakat setempat karena ukurannya yang sangat besar (panjang 50 meter, lebar 40 meter, dan tinggi 25 meter). Karena ukurannya, itu digunakan sebagai tempat ibadah dan sekolah agama. Gua Liang Bua menjadi terkenal setelah penemuan tengkorak kuno. Tengkorak itu adalah manusia pendek yang ditemukan di kedalaman 6 meter.
Penemuan Tengkorak Kuno di Gua Liang Bua
Tengkorak yang ditemukan di Gua Liang Bua otaknya hanya 380 cc (dibandingkan dengan setidaknya 1200 cc otak manusia modern normal). Arkeolog percaya tengkorak itu berasal dari sekitar 18.000 tahun yang lalu. Selain itu, pada kedalaman 10,7 meter ditemukan tulang belulang hewan purba antara lain stegodon (gajah purba), komodo, penyu, dan biawak.
Transportasi udara dan darat membawa pengunjung ke situs arkeologi ini. Perjalanan ke Kota Ruteng dari titik paling selatan di Labuan Bajo membutuhkan waktu sekitar 3 hingga 4 jam. Mereka bisa naik kendaraan umum berupa mobil Avanza, APV dan Xenia. kamu juga bisa menggunakan mobil biasa seperti model Hiace atau ELF untuk naik bus antar kota. Padahal, model transportasi ini menempuh perjalanan setiap hari dari pagi hingga sore hari. Mencapai Kota Ruteng melalui jalur darat sangatlah mudah. Namun, perjalanan antara Bajawa, Larantuka, Ende dan Mumere lebih mudah jika kamu menggunakan mobil.
Jadwal penerbangan dapat ditemukan dengan mencari jalur penerbangan yang singgah di kota Ruteng sebagai tujuan. Destinasi Wisata Gua Liang Bua dekat dengan Kota Ruteng, sekitar 20 sampai 30 menit dengan sepeda motor atau mobil. Atau, wisatawan bisa menggunakan ojek atau angkutan umum. Menyewa kendaraan juga menyediakan akses mudah ke Gua Liang Bua. Karena topografi pegunungan daerah ini sempit, berkelok-kelok dan terjal memberikan pengalaman seru bagi para pencari petualangan di Flores.