Liburan Ke Desa Wisata Liya Togo di Wakatobi Sangat Seru !
Sebagai salah satu destinasi prioritas di Sulawesi Tenggara, keindahan surga bawah laut Wakatobi sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Namun, apakah Sobat Pesona tahu kalau di Kabupaten Wakatobi ini, ada sebuah desa budaya sekaligus bersejarah yang pesonanya tidak tertandingi? Iya, desa itu adalah Desa Liya Togo yang terletak di Kecamatan Wangi-Wangi Selatan, dan berjarak hanya 15 menit dari pusat kota Kabupaten Wakatobi.
Apa yang spesial di Desa Wisata Liya Togo?
Saking kayanya akan budaya, pesona alam, dan bangunan bersejarahnya yang masih berdiri kokoh, desa ini masuk 50 besar desa wisata terbaik dari Anugerah Desa Wisata (ADWI) 2021! Selain itu, Desa Liya Togo juga merupakan satu-satunya desa budaya di Kabupaten Wakatobi. Desa ini masih sarat akan budaya dan tradisi yang masih tetap dijalankan hingga kini. Bangunan-bangunan bersejarahnya yang telah berumur ratusan tahun pun masih berdiri kokoh. Sobat Pesona ingin tahu lebih detail tentang Desa Liya Togo? Yuk, simak di bahasan berikut!
1. Mengagumi wisata alam yang memukau
Salah satu aktivitas seru yang bisa Sobat Pesona lakukan di Desa Liya Togo adalah snorkeling. Surga bawah lautnya dipenuhi dengan terumbu karang yang cantik, ikan hias yang lucu, dan rumput laut yang dibudidayakan. Sangat sayang untuk dilewatkan, ya?
Bagi Sobat Pesona yang ingin mencari spot selfie, coba mampir ke Mata Air Kohonda’o yang sejuk dan airnya jernih. Kalau mau berendam, di dekatnya ada sumber air panas Uwe Kohonda’o. Panorama alam di sekitarnya dijamin membuat mata takjub!
2. Mengunjungi bangunan bersejarah
Tahukah Sobat Pesona, kalau Desa Liya Togo memiliki dua bangunan bersejarah yang masih eksis dan terawat hingga kini? Kedua bangunan tersebut adalah Benteng Liya yang mengelilingi desa dan Masjid Mubarok. Keduanya merupakan peninggalan Kerajaan Buton. Benteng Liya atau juga dikenal sebagai Benteng Keraton terbuat dari batu-batu gunung yang tinggi dan memiliki luas sebesar 52 hektare dengan tiga lapisan. Di dalam lapisan inti benteng, berdiri Masjid Mubarok yang telah dibangun sejak tahun 1546 dan memiliki ciri khas arsitektur abad ke-20.
3. Menyaksikan beragam budaya
Siap-siap terpukau sama ragam budaya Desa Liya Togo. Bejibun tradisi, permainan, dan adat istiadat masih eksis di desa ini. Begitu Sobat Pesona sampai ke gerbang desa, Sobat Pesona akan dipakaikan kain khas Desa Liya Togo dan disambut oleh tamburu serta tarian honari mosega. Berikutnya, ada tarian lariangi yang ditarikan lemah gemulai oleh para wanita desa. Jangan lupa juga untuk menyaksikan karia’a, upacara pendewasaan untuk anak laki-laki dan perempuan desa, serta mencoba kansalu, permainan tradisional yang cara bermainnya adalah dengan menendang bambu sampai mengenai target.
4. Bermalam di homestay tradisional
Sobat Pesona enggak ingin pulang cepat meninggalkan Desa Liya Togo? Jangan khawatir, desa ini menyediakan homestay tradisional yang merupakan rumah panggung khas desa. Homestay ini sudah dilengkapi fasilitas yang nyaman bagi tamu yang menginap. Menerapkan konsep CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environmental Sustainability), seisi rumah sudah disterilisasi. Toiletnya pun sudah modern dan juga steril. Jadi, Sobat Pesona bisa menikmati liburan di desa ini dengan nyaman.
5. Mencicipi kuliner yang menggoyang lidah
Sumber foto : liyatogo.village
Sobat Pesona tahu enggak? Kalau ibu-ibu Desa Liya Togo doyan memasak berbagai macam kuliner yang tidak bisa ditemukan di tempat lain! Beberapa cemilan yang bisa Sobat Pesona jadikan sebagai oleh-oleh untuk orang rumah adalah soami, sirup tangkulela, keripik singkong, keripik ikan, juga lumpia isi abon ikan. Sementara kuliner khas Desa Liya Togo yang bisa Sobat Pesona cicipi di sana adalah perangi atau sashimi ala Wakatobi, karasi yang terbuat dari tepung beras menjadi seperti mie kering, olahan ikan Dole yang berbentuk seperti nugget, hesoami dan hegule, hingga jus sampalu.
6. Membungkus oleh-oleh khas Wakatobi
Selain pandai memasak, ibu-ibu serta warga desa lainnya juga pandai membuat kerajinan tangan, lho! Sobat Pesona bisa menyaksikan kelihaian tangan-tangan yang membuat produk fesyen seperti kain tenun (homoru) yang dijadikan sarung, selendang, ikat kepala, hingga tas. Untuk produk kriya, ada anyaman tikar yang berbahan daun pandan, olahan limbah menjadi tas, juga Katu Bangko (Tudung Saji) yang estetik. Wajib dibeli buat jadi buah tangan nih!
Tuh kan Sobat Pesona, memang enggak salah kalau mampir ke Wakatobi dengan Desa Liya Togo sebagai top bucket list-nya! Untuk mencari tahu informasi lebih lanjut tentang Desa Liya Togo, Sobat Pesona bisa menghubungi Bapak Kepooli di nomor 081343267915. Nah, kalau sudah puas mengeksplor Wakatobi, Sobat Pesona bisa coba mengunjungi desa wisata lainnya, seperti Desa Rammang-Rammang di Sulawesi Selatan, ya!