DestinasiGo ExploreYogyakarta

Tebing Breksi Wisata di Yogyakarta Yang Menabjubkan

Apa yang terlintas di benak Anda ketika mendengar istilah “Jogja”? Tentu saja kota yang penuh dengan ciri khas dan sederet tempat wisata menarik yang terlintas di benakmu bukan begitu sobat? Yogyakarta, juga dikenal sebagai Jogja atau Yogyakarta, merupakan daerah khas dan tujuan wisata paling populer kedua di Indonesia setelah Bali. Ini memberikan berbagai pesona, keindahan, dan orisinalitas yang membuat wisatawan betah dan tidak mungkin melupakannya.

Tebing Breksi Wisata di Yogyakarta Yang Menabjubkan
Sumber Foto: Instagram

Jogja menawarkan berbagai pilihan perjalanan, termasuk perjalanan untuk minat tertentu serta wisata budaya, sejarah, dan alam. Mengingat Jogja merupakan destinasi wisata yang banyak disukai, wajar jika kota pelajar ini memiliki berbagai macam tempat wisata yang wajib dikunjungi. Tebing Breksi merupakan salah satu tempat wisata.

Sekilas tentang Tebing Breksi

Tebing Breksi adalah endapan abu dari Gunung Semilir, gunung berapi yang sudah punah. Perlu diketahui bahwa lokasi ini awalnya adalah tambang batu. Setelah itu, penambangan dihentikan, dan tujuan wisata dibuat.

Struktur batuan di tebing breksi merupakan hasil dari kejadian alam antara 20 dan 36 juta tahun yang lalu. Karena selain sebagai tempat wisata, juga dapat menjadi laboratorium alam untuk pengajaran, maka harus dikembangkan dan dilestarikan.

Tebing Breksi Wisata di Yogyakarta Yang Menabjubkan
Sumber Foto: Instagram

Lokasi ini dinobatkan sebagai salah satu dari sembilan geoheritage Jogja pada tahun 2014. Alhasil, awal tahun 2015, pembangunan titik Tebing Breksi sudah dimulai. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta ke-10, Sultan Hamengkubuwono, meresmikan destinasi wisata tersebut pada 30 Mei 2015, dengan harapan masyarakat dapat mengelolanya dan meningkatkan perekonomiannya.

Anda dapat beraktivitas di amfiteater atau area panggung terbuka di Kawasan Tebing Breksi yang digunakan untuk acara-acara komunitas seperti pernikahan, konser, dan pertunjukan seni. Ada juga pemandangan yang menakjubkan dari tebing breksi.

Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Candi Prambanan, Candi Barong, dan Istana Ratu Boko semuanya dapat dilihat dari arah utara. Jika cuaca cerah dari atas, Anda bisa melihat indahnya kota Jogja dan landasan pacu bandara Adisucipto di sebelah barat. Tebing breksi adalah lokasi yang indah untuk menikmati pemandangan matahari terbenam yang menawan.

Taman Tebing Breksi berjarak sekitar dua jam berkendara dari bandara YIA jika Anda baru tiba di sana dan ingin melihat tebing. Jangan lupa untuk mengunjungi terlebih dahulu Galeri Pasar YIA Kotagede jika Anda belum melakukannya jika Anda belum meninggalkan bandara!

Sekilas tentang Galeri Pasar Kotagede oleh YIA

Anda akan melihat tanda besar di Pasar Kotagede untuk teman-teman yang berada di ruang tunggu penumpang Bandara YIA. Galeri UKM DIY dan Angkringan Malioboro terletak di dalam dan menampilkan berbagai barang UKM DIY. Fasad dan desain interiornya memiliki ciri khas Jogja, menggabungkan elemen Benteng Kraton, Malioboro, dan Kraton.

Ketika kami mendekati Pasar Kotagede, kami disambut oleh pelanggan yang mengenakan pakaian Jawa yang sangat berselera tinggi. Keramahan dan senyuman mereka akan sulit untuk dilupakan, dan suara gamelan dan angkringan mungkin menggoda kita untuk berlama-lama.

Galeri ini juga memiliki ribuan barang UMKM yang didesain menyerupai etalase mal kekinian. Bermacam-macam barang secara estetika menyenangkan dan ditampilkan dengan baik, sehingga sulit untuk tidak membeli dalam jumlah besar.

Pasar Kotagede di Bandara YIA merupakan proposal pelestarian budaya sekaligus tempat berkumpulnya para pembelanja. Memasukkan nilai-nilai budaya berupa customer service, desain eksterior dan interior, serta pengenalan budaya melalui literasi digital, yang ditampilkan pada media display dan media digital, disamping konsep galeri yang menampilkan produk budaya seperti gamelan , wayang, dan musik Jawa.
cetak ditawarkan.

Display Barang di Galeri Pasar YIA Kotagede

Barang-barang Galeri Pasar Kotagede ditata dengan filosofi yang mengelompokkannya berdasarkan kategorinya, bukan asalnya. Sebanyak 1.200 meter persegi galeri didedikasikan untuk menjual barang-barang, mulai dari kaos dan pakaian batik hingga boneka, gelas berbingkai kayu, stik drum, pernak-pernik lainnya, dan minuman tradisional.