BudayaGo ExploreKalimantan BaratSejarahWonderful

Rekomendasi Wisata Kebudayaan Sejarah Di Kalimantan Barat

Indonesia Merupakan Salah Satu Negara Dengan Berbagai Destinasi Wisata Terbaik Di Dunia

Negara kita adalah rumah bagi banyak destinasi yang kaya akan budaya, seperti Bali dan Yogyakarta. Inisiatif pemerintah daerah untuk mempromosikan daerah tersebut sebagai tujuan wisata budaya telah menghasilkan manifestasi budaya yang mengesankan yang dapat ditemukan di sana. Wisatawan yang mengunjungi tempat-tempat ini juga menikmati keuntungan dari jenis pariwisata lainnya. Mulai dari kegiatan seperti eksplorasi alam, eksplorasi sejarah, ziarah religius, suguhan kuliner, minat khusus seperti; festival, acara olahraga, perjalanan belanja, dan tamasya budaya seperti mengunjungi Keraton Kalimantan Barat.

Istana Keraton Kadriah Pontianak merupakan urat nadi kebudayaan, termasuk adat istiadat dan ritual, seni pertunjukan, dan atraksi budaya lainnya. Tanpa kraton ini, Kota Pontianak akan kesulitan untuk mempertahankan potensinya sebagai tujuan wisata berbasis budaya. Oleh karena itu, sangat penting bagi kelangsungan hidup dan kelestarian unsur budaya tradisional di setiap sudut Kota Pontianak.

Kota Pontianak di Kalimantan Barat dikenal dengan julukan seperti ‘Pontianak Kota Bersinar’, Pontianak Kota Khatulistiwa’ dan ‘Pontianak Kota Seribu Parit’. Hal ini didukung oleh penduduknya yang terdiri dari beragam budaya Tionghoa, Dayak dan Melayu. Keragaman ini menawarkan peluang yang luar biasa untuk pariwisata berbasis budaya yang dapat dimanfaatkan dengan tagline “Jadikan Pontianak Bangge”. Saat mengunjungi Pontianak, Anda dapat merasakan budaya mereka lebih jauh lagi dengan acara tahunan dan dua tahunan. Nikmati waktu yang menyenangkan di Pontianak dengan mengunjungi acara-acara menarik ini:

  • Pekan Gawai Dayak
  • Pontianak Oktober Festival
  • Festival Budaya Bumi Khatulistiwa
  • Cap Go Meh

Kalimantan Barat memiliki berbagai situs dari sejarahnya, dengan atraksi yang tersebar di seluruh wilayahnya. Ada beberapa sisa-sisa keraton yang dapat Anda temukan di Kalimantan Tengah:

 

Keraton Pakunegara – Tayan

Keraton Pakunegara Tayan
Keraton Pakunegara Tayan

Istana Pakunegara Tayan pada awalnya berfungsi sebagai tempat tinggal keluarga kerajaan Tayan setelah istana kedua di distrik Teluk Kemilun, yang terletak tidak jauh dari pusat Kota Tayan. Bangunan berlantai dua dengan arsitektur rumah panggung khas Melayu yang biasanya terbuat dari kayu belain (ulin) atau yang lebih sering disebut ulin ini diperkirakan dibangun pada masa pemerintahan Gusti Lekar bin Gusti Dikibiri Kusuma, Raja Tayan pertama yang berkuasa pada tahun 1683-1718. Keraton yang terletak di tepi Sungai Kapuas ini merupakan benteng pertahanan ketiga setelah Keraton I Rayang dan Keraton II di daerah Teluk Kemilun. Untuk kemaharajaan, istana-istana di Kalimantan diarahkan ke sungai, di samping Keraton Pakunegara Tayan yang menghadap ke selatan Sungai Kapuas.

 

Keraton Alwatzikhoebillah – Sambas

Keraton Alwatzikhoebillah Sambas
Keraton Alwatzikhoebillah Sambas

Melangkah masuk ke dalam istana, kita akan disambut oleh sebuah bangunan yang terbuat dari kayu, yang disebut gerbang segi delapan yang berada di ambang pintu gerbang halaman Istana Alwatzikhoebillah dan memiliki filosofi serta tujuan dari zaman dahulu. Dirancang dua lantai dengan bentuk segi delapan berukuran 76 meter persegi, bagian bawah gerbang ini berfungsi sebagai tempat penjaga dan tempat istirahat bagi mereka yang berkunjung ke istana sementara mereka berjalan menuju pelataran utama sebelum berbicara dengan sultan. Di sisi lain, lantai yang lebih tinggi berfungsi sebagai tempat untuk menjalankan komando atas perlindungan dan kadang-kadang digunakan sebagai panggung untuk memainkan gamelan atau alat musik lainnya.

 

Keraton Ismahayana – Landak

Keraton Ismahayana Landak-Kalbar
Keraton Ismahayana – Landak, Kalimantan Barat

Untuk Keraton yang satu ini memang telah terkenal dari masyarakatnya dan merupakan sebuah kompleks bangunan yang terdiri dari Istana Landak (Istana Ilir), Kediaman Permaisuri (Istana Ulu), dan Kediaman Neang Raja (Rumah Sultan). Menghadap ke Sungai Pinyuh, arsitektur istana ini menampilkan fasad berwarna kuning keemasan dan hijau yang mencerminkan estetika tradisional Melayu. Strukturnya sendiri terdiri dari rumah panggung dengan pondasi, lantai, dinding, dan atap sirap kayu belian yang memanjang ke belakang.

 

Keraton Kadriah – Pontianak

Keraton Kadriah - Kalimantan Barat
Keraton Kadriah – Kalimantan Barat

Istana Kadriah yang antik ini memiliki konstruksi yang luar biasa yang terletak di tepi sungai dengan ukuran sekitar 30 x 50 meter, menjadikannya salah satu istana terbesar di Kalimantan Barat. Sejarahnya dimulai dari Sultan Abdurrahman yang berkuasa hingga tahun 1808, dilanjutkan oleh Sultan Kasim Alkadrie hingga tahun 1819. Karena penahanan Jepang pada tahun 1944, Sultan Muhammad Alkadri akhirnya digantikan oleh Sultan Thah Alkadri pada tahun 1945. Dilatarbelakangi oleh masuknya pasukan sekutu setelah menaklukkan Jepang, maka Sultan Hamid II Alkadrie (pencipta lambang Garuda/ikon Indonesia) dinobatkan sebagai Sultan Pontianak pada tahun 1950 dan menjadi saksi penggabungan wilayah Pontianak ke dalam Provinsi Kalimantan Barat.

 

Keraton Amantubillah – Mempawah

Keraton Amantubillah - Mempawah, Kalimantan Barat
Keraton Amantubillah – Mempawah, Kalimantan Barat

Istana Amantubillah memiliki warna hijau pucat yang menonjol. Saat tiba di kawasan istana ini, para tamu akan disambut oleh gerbang istana yang bertuliskan ‘Mempawah Harus Maju, Hargai Tradisi’. Setelah melewati gerbang, kita akan melihat halaman dengan rumput yang menghijau dengan banyak kanon yang diletakkan di atas rumput. Kompleks Istana Amantubillah terbagi menjadi tiga bagian penting, yaitu bangunan utama, sayap kanan dan sayap kiri. Menurut sejarahnya, bangunan utama di istana ini merupakan tempat raja dan ratu mengadakan pertemuan dengan keluarga kerajaan.