Aceh

Museum Rumah Cut Nyak Dhien , Wisata Sejarah Menarik

Museum Rumah Cut Nyak Dhien
Sumber : Tripadvisor.co.id

Museum Rumah Cut Nyak Dhien menonjol sebagai bekas kediaman Cut Nyak Dhien dan Teuku Umar saat ini menjadi salah satu wisata bersejarah. Museum ini menawarkan berbagai koleksi menarik, termasuk rencong, keris tradisional, dan parang. Museum Rumah Cut Nyak Dhien berdiri sebagai pengingat pedih akan semangat gigih pahlawan wanita Indonesia ini. Terkenal karena keberaniannya yang tak tergoyahkan dalam memimpin pasukan melawan Belanda, dia adalah kekuatan yang harus diperhitungkan. Pengunjung museum dapat melihat senjata-senjata itu, termasuk rencong terkenal, yang digunakannya dalam pertempuran.

Lokasi Museum Rumah Cut Nyak Dhien

Lokasi museum berada di Desa Lampisang, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Untuk mengunjungi Museum Rumah Cut Nyak Dhien, wisatawan harus menempuh perjalanan kurang lebih 10 kilometer atau 20 menit dari Kota Bkalian Aceh.

Berada di tepi jalan raya, keberadaan Museum Rumah Cut Nyak Dhien bukanlah tantangan tersendiri bagi pengunjung. Mobil atau motor pribadi, maupun kendaraan umum, dapat mengantarkan wisatawan ke objek wisata ini dengan mudah. Kondisi jalan dari Bkalian Aceh menuju Kecamatan Peukan Bada cukup baik dan beraspal.

Museum Rumah Cut Nyak Dhien
Sumber : Tripadvisor.co.id

Daya Tarik Museum Rumah Cut Nyak Dhien Yang Memukau

Saat mencapai Museum Rumah Cut Nyak Dhien, pengunjung akan melihat posisi sumur yang sangat tinggi di depan pintu masuk utama. Sumur setinggi dua meter ini dibangun dengan tujuan khusus mencegah Belkalian mencemari sumber air.

Sesuai dengan arsitektur adat tempat tinggal orang Aceh, Museum Rumah Cut Nyak Dhien memiliki desain struktur yang serupa. Rumah panggung ini berukuran 25m x 17m dan ditopang oleh 65 tiang kayu. Pengunjung harus membungkuk untuk memasuki rumah melalui pintu masuk depan yang mungil.

Melangkah masuk ke dalam rumah, suasana menyegarkan dan menakjubkan akan menyelimuti kalian. Dinding ruangan dibangun dari papan kayu, sedangkan atapnya dihiasi dengan pelepah kelapa tua. Museum Rumah Cut Nyak Dhien menawarkan ruang yang cukup luas, dengan banyak pintu yang menghubungkan berbagai ruangan.

Di dalam tembok museum ini, wisatawan akan menemukan silsilah pahlawan wanita Indonesia yang terkenal dan koleksi kurasi yang menggambarkan Perang Aceh. Yakinlah, setiap pameran dilengkapi dengan penjelasan yang komprehensif untuk memastikan pemahaman pengunjung.

Saat memasuki ruangan lain di museum, pengunjung akan disambut dengan pameran yang memamerkan deretan kursi kayu yang menakjubkan. Kursi-kursi ini dihiasi dengan ukiran khas Jepara, dan ditata dengan cermat untuk dipajang. Sebuah meja yang terletak di tengah-tengah kursi diyakini pernah digunakan oleh tokoh-tokoh Aceh untuk merundingkan strategi perang. Di bagian ini, koleksi senjata Cut Nyak Dhien termasuk rencong dan parang juga bisa ditemukan.

Wisatawan yang berkunjung ke Museum Rumah Cut Nyak Dhien dapat mengamati ruangan yang pernah ditempati oleh Cut Nyak Dhien. Meskipun merupakan replika, desain ruangannya sangat mirip dengan aslinya, mempertahankan semua detail yang ada. Interior ruangan dihiasi dengan tirai kuning, seperti kamar yang diperuntukkan bagi bangsawan.

Museum Rumah Cut Nyak Dhien
Sumber : Tripadvisor.co.id

Fasilitas Museum Rumah Cut Nyak Dhien

Di Museum Rumah Cut Nyak Dhien, pengunjung akan menemukan berbagai fasilitas yang lengkap. Museum ini memiliki tempat parkir yang luas untuk menampung kendaraan dan fasilitas toilet yang terawat dengan baik. Bagi mereka yang ingin mempelajari lebih dalam sejarah Cut Nyak Dhien, pemandu yang ramah dan berpengetahuan sudah tersedia.

Wisatawan Muslim yang ingin sholat dapat memanfaatkan beberapa masjid yang terletak di sekitar museum. Setelah selesai menjelajah, wisatawan bisa berpetualang kuliner dengan mencicipi kopi Aceh dari warung sederhana yang berada di dekatnya.

Harga Tiket Masuk Museum Rumah Cut Nyak Dhien

Wisatawan dapat mengunjungi Museum Rumah Cut Nyak Dhien setiap hari antara pukul 08:30-12:30 dan 14:00-17:00 WIB, tanpa dipungut biaya. Namun, sumbangan sukarela diminta untuk mendukung pemeliharaan museum.