Aceh

Seputar Makanan Khas Daerah Aceh Yang Tradisional

Aceh memiliki berbagai makanan khas tradisional seperti halnya seluruh wilayah Indonesia, memiliki warisan budayanya sendiri. Hal ini harus dipertahankan karena diwariskan secara turun-temurun. Menu Aceh memang istimewa dan harus dijaga dengan baik agar warisan budayanya tidak hilang selamanya. Karena globalisasi tak terhindarkan, menu khas Aceh tak akan bertahan lama. Warisan budaya Aceh harus diperhatikan ketika mempertimbangkan hilangnya gaya hidup instan. Ini termasuk tradisi kuliner khas Aceh. Tanpa mengantisipasi hal tersebut, jati diri bangsa Aceh bisa hilang.

Orang Aceh bangga dengan menu lokal yang mereka tawarkan. Sangat umum untuk bertemu dengan restoran Aceh di luar Aceh saat bepergian ke kota lain. Masyarakat Aceh menyebut Daun Sereh Aceh sebagai tanaman yang ditanam di depan rumah seseorang. Ia juga dikenal sebagai îBak Teumeuruiî, yang berarti “daun pecinta wewangian”. Orang Aceh biasa menggunakan daunnya dalam masakan mereka, biasanya untuk membuat sambal merah.

Orang Aceh dengan bangga membanggakan menu mereka. Orang Aceh juga menikmati îkenduriî dan pernikahan anak ketika disajikan menu tertentu. Ini termasuk makanan seperti:

Kuah Pilek
Sumber : Google.com

Kuah Pliek merupakan jenis makanan khas yang disukai masyarakat Aceh. Itu dibuat dengan bahan utama Pliek U, yaitu minyak kelapa yang dibuat melalui penguraian, bukan pemanasan. Masyarakat Aceh di bagian timur Aceh daerah Aceh Pidie dan sekitarnya paling menyukai Kuah Pliek. Aspek lain dari Pliek Kuah adalah penggabungan berbagai sayuran yang diiris kecil-kecil. Ini termasuk cabai hijau, yang dicampur ke dalam hidangan. Karena masakan Pliek Kuah menghasilkan rasa yang lebih pedas, rasa pedas tidak bisa dihindari saat memakannya.

Asam Keueng
Sumber : Google.com

Warung-warung Aceh di seantero kota biasanya membawa Asam Keueng, bumbu yang umum di masyarakat Aceh. Jika kalian menemukan bisnis milik orang Aceh di kota kalian, mintalah Asam Keueng pasti tersedia. Orang Aceh menambahkan asam sunti, yang terbuat dari buah belimbing kering, ke ikan dan hidangan daging lainnya. Ini menciptakan rasa asam keueng dalam makanan mereka.

Mirah
Sumber : Google.com

Hidangan Aceh yang paling terkenal adalah mirah, atau daging yang dimasak dengan bumbu. Banyak rumah orang Aceh memasak hidangan ini ketika ada pernikahan, hari raya atau perayaan lainnya. Tradisi îmeugangî Aceh menyambut bulan puasa juga menyebabkan mirah banyak dijual. Jika kalian kebetulan berkunjung ke Aceh pada acara seperti ini, kalian pasti akan merasakan aroma daging yang disiapkan hampir di setiap rumah. Pengunjung Aceh dapat memilih dari hidangan unggulan yang disebut îcook mirahî. Ini fitur bubuk cabai merah yang dikeringkan sebelum dimasak. Ini membantu membedakan makanan berwarna dari yang lain dan mendorong mereka untuk makan lebih banyak.

Puteh
Sumber : Google.com

Resep tradisional Puteh mengharuskan semua bumbu dihaluskan menjadi bubuk halus. Hal ini tidak hanya memungkinkan rempah-rempah mengeluarkan rasa, tetapi juga mengurangi potensi gesekan selama proses penggilingan. Kapulaga tidak bisa digunakan dalam masakan ini terutama jika menggunakan daging lembu tetapi kelapa gonseng merah bisa digunakan sebagai pengganti kelapa gonseng putih. Bebek adalah pengganti daging sapi atau sapi yang diperbolehkan. Selain itu, menambahkan lada ke dalam resep ini membantu meningkatkan rasa pedas.

Sie Itek
Sumber : Google.com

Sie Itek sering menjajakan daging bebek sebagai makanan utama di kota Banda Aceh atau salah satu kabupaten di sekitarnya. Penduduk daerah Bantar Aceh menggunakan bumbu khusus pada sajian ikan engkot paya khas mereka. Ini juga merupakan jenis ikan payau.

Asam drien
Sumber : Google.com

Asam drien yang juga dikenal dengan nama tempoyak merupakan masakan khas yang terdapat di daerah Aceh Barat Daya serta beberapa tempat lainnya di Sumatera. Ini sering digandrungi oleh warga Aceh Barat Daya.