Pantai Ulee Lheue yang terletak di sebelah jalan utama dan sangat populer di kalangan pengunjung harian dan wisatawan. Meninggalkan pusat kota dan menuju ke pantai ini sebagai petualangan kuliner bisa dilakukan. Wisatawan dalam perjalanan merasakan selera dan perut yang menggoda dengan banyak makanan berbeda. Pantai Ulee Lheue berjarak sekitar 7 kilometer dari Kota Bkalian Aceh dibutuhkan 15 menit untuk sampai kesana dengan mobil.

Pesona Keindahan Pantai Ulee Lheue

Berbagai keseruan bisa ditemui di Pantai Ulee Lheue saat dikunjungi wisatawan. Ini termasuk kegiatan seperti selancar dan terbang layang-layang. Berenang adalah prestasi atletik yang membutuhkan pelatihan. Di depan jembatan di depan deretan bar atau warung terdapat bagian dangkal dari permukaan air. Saat liburan, kawasan ini menjadi sangat ramai dengan anggota keluarga. Melakukan wisata keluarga di pantai dari lokasi ini sangat cocok.

Udara di dekat jalan terasa segar meski berada di dekat jalur utama. Karena gelombang airnya tidak tinggi, jarak pandangnya bagus. Toko dan kios berderet bersebelahan, menjual atau menyewakan ban dengan berbagai ukuran dan bentuk. Ini populer untuk berenang bersama anak-anak. Hiburan para pengunjung biasanya berupa bermain pasir bersama anak-anak sambil berenang.

Ban berjalan untuk mengangkut orang di atas air dikenal sebagai becak air. Wahana becak air ini bisa kalian nikmati bersama keluarga di taman air ini. Wahana ini asyik untuk dikendarai bersama pasangan atau anak kalian. Hanya dua orang yang bisa menaiki becak air ini. Mereka harus tetap dekat dengan lokasi Pantai Ulee Lheue.

Toko dan warung berjejer di tepi pantai. Sebuah bangunan yang disebut lesehan memisahkan pantai dari bisnis-bisnis tersebut. Duduk di lesehan di depan gedung adalah bagian dari tugas penyewa. Pelanggan dapat menikmati makanan yang tersedia di warung tersebut dengan mencobanya terlebih dahulu. Air kelapa dicampur dengan jus di mulut rasanya enak. Selain itu, saat melihat ke laut, meminum air kelapa menjadi pengalaman yang unik dan menyenangkan.

Orang-orang berbaris di sepanjang pantai untuk menyaksikan matahari terbenam ini adalah kegiatan favorit mereka. Matahari tidak bersinar terlalu panas di tengah hari. Inilah mengapa orang mengunjungi pantai selama ini lebih mudah menemukan sudut dan pemandangan yang indah untuk difoto. Banyak orang menganggap Pantai Ulee Lheue sangat fotogenik.

Apa pun sudutnya, foto semua orang yang diambil di sepanjang pantai terlihat sempurna. Setiap pengaturan memberikan tampilan latar berbeda yang dapat dibagikan oleh siapa saja. Masyarakat memanfaatkan kawasan Pantai Ulee Lheue untuk kebutuhan konten media sosial.

Memancing adalah hobi yang populer di Pantai Ulee Lheue. Orang-orang berduyun-duyun ke pantai ini untuk memanjakan para mancing mania. Pantai ini memiliki banyak lokasi yang dapat diakses untuk memancing. Orang sering berlatih memancing di lokasi pinggir jalan dan jembatan.

Apakah memancing di bebatuan pantai atau di area yang tidak berantakan, perjalanan memancing menawarkan pengalaman uniknya sendiri. Memancing di pantai memberikan rasa pencapaian saat kalian menikmati keindahan alam yang Tuhan ciptakan. Mancing mania menarik ikan besar saat mancing di Pantai Ulee Lheue.

Sejarah Menarik Pantai Ulee Lheue

Orang ingin mengunjungi tempat-tempat bersejarah karena memiliki nilai yang lebih tinggi dari tujuan wisata lainnya. Sebagai contoh, Pantai Ulee Lheue Aceh memiliki nilai sejarah yang lebih tinggi dibandingkan destinasi wisata lainnya. Sejarah Pantai Ulee Lheue didasarkan pada cerita rakyat dan tradisi lisan. Itu harus dianggap sebagai sumber informasi sejarah yang andal. Nama Ulee Lheue berasal dari letusan yang memisahkan pulau Pulau Weh dari pulau-pulau lainnya.

Hal ini dianggap sebagai kesimpulan yang rasional karena batuan di Pantai Ulee Lheue mirip dengan yang ditemukan di Balohan Sabang. Hal ini menandakan bahwa keduanya pernah terhubung melalui jalur darat. Pantai Ulee Lheue adalah nama suku Hawaii yang lahir dari peristiwa di mana orang-orang berpisah secara alami. Padahal, nama Ulee Lheue tidak memiliki arti sebenarnya selain cerita rakyat setempat. Namun, itu harus tetap dianggap sebagai referensi sejarah.