Pengalaman Wisata Sekitar Borobudur dan Prambanan
Kata siapa kita cuma bisa wisata sejarah saat berada di Kawasan Candi Borobudur dan Prambanan.
Asal tahu saja, di desa-desa wisata sekitarnya, Sobat Pesona bisa juga mendapatkan pengalaman wisata istimewa melalui interaksi langsung dengan para warga desa dan pelaku pariwisata.
Kesiapan mereka menyambut wisatawan dan memberikan pelayanan terbaik, layak diacungi jempol. Berkat kehadiran figur-figur pelaku wisata ini, acara jalan-jalan kita tidak hanya seru tapi juga menambah ilmu.
Apalagi, lingkungan desa wisata terjaga bersih, destinasi wisata juga terkelola baik sehingga aman dan nyaman bagi pengunjung yang ingin bersantai menikmati suasana pedesaan nan asri.
Kegiatan seru apa sih, yang bisa kita lakukan desa-desa wisata ini bersama para pelaku pariwisatanya?
1. Tur Keliling Bersama Pemandu, Merasakan Wisata Desa yang Seru
Mengikuti tur keliling desa adalah salah satu cara berwisata paling praktis. Dalam perjalanan pengunjung bisa menikmati pemandangan merasakan semilir angin sejuk, menghirup aroma pedesaan, mendengarkan gemericik sungai, serta suara-suara kehidupan yang ada.
Sesuai paket tur dan kesepakatan, kita bisa pula singgah ke rumah penduduk, ikut membuat tempe, mencoba memanen singkong, belajar tentang peternakan lebah, mencicipi jamu tradisional yang digiling di depan mata, sampai menjajal memainkan alat keseninan rakyat. Tak perlu khawatir mati gaya, karena warga desa wisata sudah sangat sadar wisata dan siap menerima kunjungan wisatawan. Dengan ramah mereka akan menjawab pertanyaan, membimbing kita mencoba pengalaman baru, menyambut wisatawan layaknya keluarga sendiri.
Bercakap-cakap dengan kusir atau pemandu pun tak kalah seru, karena mereka pandai bertutur tentang kisah-kisah menarik di seputar desa, mengetahui destinasi yang sayang dilewatkan, juga rumah warga yang menyajikan pengalaman yang disukai pendatang.
Bila ingin berkeliling desa dalam ritme santai, alon-alon (perlahan) menikmati suasana sembari beradu sapa dengan para warga desa, Sobat Pesona bisa memilih tour naik gerobak sapi atau kereta kuda, seperti yang ada di Desa Bugisan, Klaten dan Desa Candirejo, Magelang. Bahkan jika kita ingin lebih membaur dengan masyarakat setempat, pengelola tur telah menyiapkan baju tradisional untuk dikenakan sepanjang perjalanan.
Namun jika menginginkan pengalaman berbeda, kini sudah banyak penyedia tur dengan mobil VW terbuka untuk memanjakan Sobat Pesona. Mengendarai kendaraan bermesin, wisatawan dapat menjelajah desa lebih jauh, mengunjungi lebih banyak lokasi yang diminati. Di Desa Wisata Wanurejo maupun Tanjungsari di Magelang, para pengemudi VW merangkap pemandu paham betul rute seru mana yang sebaiknya dieksplorasi.
2. Menelisik Hal-hal Unik
Jika Sobat Pesona mampir ke Candi Ratu Boko di Desa Wisata Bokoharjo, pada jam-jam tertentu telinga kita akan disapa oleh harmoni suara alat musik tradisional dan lagu-lagu berbahasa Jawa. Itu adalah buah karja grup kesenian Srandul, yang menyambut pengunjung di jalur masuk candi.
Uniknya, seluruh seniman baik yang memainkan instrumen gamelan maupun angklung, serta penyanyi, dan yang berjoget, seluruhnya berusia senja. Ya, menjadi pelaku pariwisata memang tak kenal usia.
Meski tak lagi muda, penampilan para simbah hebat ini masih sangat enerjik dan seru. Mereka menghibur dengan penuh semangat, lucu, dan tentu saja piawai. Pak Sugeng, sang pemimpin grup, dulunya adalah pegawai pertamanan di candi tersebut. Setelah pensiun, beliau merangkul para seniman seusia di desanya untuk mendirikan grup kesenian Srandul ini. Keren ya.
Bicara soal unik, bagaimana dengan cendera mata yang unik? Sobat Pesona bisa singgah ke galeri Ibu Titik Partina di Desa Wisata Kebondalem, Klaten. Beliau adalah inisiator membatik dengan bunga telang, yang berawal dari “keisengan” memanfaatkan bunga telang di pekarangan rumahnya. Batik cantiknya kini menjadi salah satu ikon cendera mata dan tentu saja telah memberdayakan banyak warga dalam proses produksinya.
Yang tak kalah menarik adalah kerajinan jam tangan kayu buatan Pak Suwanto dan para pegiat seni kriya di Desa Pereng, Klaten. Produk mereka telah mendapatkan pengakuan internasional sehingga kualitasnya terjamin istimewa dan semua dibuat manual demi mengutamakan kualitas. Melihat hasil karya mereka, kita akan sulit mengira bahwa sejatinya jam-jam tangan ini berbahan dasar limbah kayu. Kowal, jenama yang dipakai pun berarti potongan kayu yang terbuang.
Sedangkan untuk pilihan kuliner lokal yang unik, pasti belum banyak yang mengenal makanan khas Kotagede, Kipo. Hingga saat ini, Bu Istri di Kampung Wisasta Prenggan, Kotagede, masih meneruskan tradisi keluarga turun-temurun sebagai pembuat Kipo. Kue tradisional terbuat dari tepung ketan dan unti kelapa ini bercita rasa sedikit manis dengan aroma segar dari daun pisang pembungkusnya. Terima kasih Bu Istri, telah menjaga Kipo agar selalu lestari.
3. Belajar dari Para Local Heroes
Pernah dengar tentang Desa Bahasa Borobudur? Ini adalah wahana wisata edukasi yang terletak di Desa Wisata Ngargodondo, Magelang. Pusat belajar Bahasa Inggris yang dikemas dalam suasana liburan bahkan dilengkapi fasilitas homestay ini didirikan oleh seorang putra desa setempat, Hani Sutrisno, yang terketuk hatinya untuk meningkatkan kemampuan bahasa asing para pelaku pariwisata di sana.
Tak hanya bagi para warga desa atau pelaku pariwisata, Hani juga merancang paket wisata edukasi yang terbuka bagi pelajar, bahkan wisatawan mancanegara. Pengajar dan pengelolanya pun warga sekitar. Jadi wahana ini membukakan banyak pintu lapangan pekerjaan baru dan memberdayakan penduduk desa wisata.
Masih dari desa sekitar Borobudur, kita bisa sowan (mengunjungi) Pak Nuryanto, penggerak pariwisata di Desa Wisata Wanurejo, Magelang. Dengan filosofi gupuh (menyegerakan), suguh (menjamu), lungguh (duduk bersama menyambut dengan ramah), Pak Nuryanto merangkul para warga untuk memberikan pengalaman terbaik bagi wisatawan dan siapapun tamu yang berkunjung.
Dalam wahana wisata Omah Mbudur yang dikelolanya, warga desa dilibatkan sesuai potensi. Anak-anak pun dilatih berkesenian agar dapat menyuguhkan hiburan bagi pengunjung.
Salut dengan semangat dan filosofi para pelaku wisata di desa sekitar Borobudur dan Prambanan ini. Yuk, kita main ke desa wisata sekitar Borobudur dan Prambanan. Banyak pengalaman seru menunggu di sana.