Rumah Adat Prai Ijing Sumba, Wisata Tradisional Penuh Cerita
Rumah Adat Prai Ijing Sumba, karena keunikan rumah adat Sumba tersebut, banyak wisatawan yang datang untuk menjelajahinya. Salah satu rumah adat Sumba yang paling populer adalah Rumah Adat Prai Ijing Sumba. Ini karena banyak orang dari pulau lain datang untuk menjelajahi rumah tradisional mereka yang unik. Rumah adat Nusa Tenggara Timur banyak dijumpai di Pulau Sumba. Rumah Adat Prai Ijing Sumba merupakan objek wisata di kawasan tersebut, tradisinya yang bertahan lama tetap dipertahankan secara konsisten oleh masyarakat sekitar. Berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Kabupaten Sumba Barat, kampung adat ini dipandang sebagai objek wisata potensial oleh pemerintah Kabupaten Sumba Barat.
Menelusuri Sejarah Rumah Adat Prai Ijing Sumba
Wisata budaya Rumah Adat Prai Ijing Sumba hadir dalam bentuk mengunjungi rumah adatnya. Bagian tengah desa adalah jalan lebar dengan rumah-rumah tradisional yang unik di kedua sisinya. Ciri ini yang membuat Rumah Adat Prai Ijing Sumba berbentuk memanjang. Traveler jadi lebih terbiasa dengan adat, kebiasaan dan keunikan masyarakat Sumba dengan melihat hal tersebut. Rumah adat lain yang disebut Uma Bokulu terletak di Kampung Prai Ijing. Nama Uma Bokulu mengacu pada rumah adat dengan cungkup yang tinggi itu juga digunakan untuk merujuk pada menara tradisional. Rumah-rumah ini bisa mencapai ketinggian 30 meter. Saat pengunjung datang ke Rumah Adat Prai Ijing Sumba, aspek yang paling menarik adalah bentuknya itu menarik bagi semua orang dengan cara yang seragam. Namun, ketinggian setiap pintu masuk berbeda-beda.
Rumah Adat Prai Ijing Sumba mengelilingi kuburan batu zaman megalitikum. Masyarakat masih mempercayai kondisi tersebut, karena mereka memegang teguh filosofi yang telah diwariskan secara turun-temurun. Keyakinan ini diungkapkan melalui keseluruhan struktur baik rumah adat maupun atap tradisional. Banyak tradisi yang diterapkan pada atap tradisional, seperti filosofi Rumah Adat Sumba Uma Bokolu yang menjulang tinggi.
Sebagai rumah adat Sumba yang satu ini menyerupai rumah panggung dengan bagian luarnya ditutupi daun alang-alang. Tiga bagian utama membentuk rumah, dengan lantai bawah dan teras luar yang dikenal sebagai Lei Bangun dianggap ruang suci. Orang menggunakan Lei Bangun untuk beternak. Rongu Uma terletak di tengah rumah, melambangkan aktivitas yang konstan. Ini juga digunakan untuk upaya kemanusiaan dan kegiatan yang terjadi di rumah. Uma Daluku terletak di bagian atas gedung itu mewakili gagasan bahwa hidup selalu berjalan. Tempat ini dimaksudkan sebagai arsip pusaka keluarga dan cadangan makanan. Uma Daluku merupakan simbol keramat para leluhur.
Sebuah batu kubur disisihkan untuk tujuan pemujaan di halaman tengah. Di lokasi yang sama juga terdapat tengkorak kerbau yang menjadi pengingat kematian. Batu menhir yang digunakan untuk pemujaan menghiasi daerah sekitarnya, dan menambah makna spiritual tempat itu. Rumah adat di Prai Ijing saat ini memiliki sekitar 30 konstruksi kayu. Rumah tradisional yang lebih tua memiliki ratusan tahun konstruksi yang terbuat dari kayu.
Pengunjung Rumah Adat Prai Ijing Sumba siap berdatangan. Ini dibuktikan dengan fakta bahwa ada tempat parkir yang dikelola dengan baik sebelum kedatangan mereka. Traveler harus berjalan kaki dari tempat parkir menuju lokasi di atas bukit selama kurang lebih 5 menit. Meskipun perjalanan ini menanjak karena letak desa di lereng bukit, namun tetap mudah untuk dicapai oleh segala usia.
Bagian utama dari wisata budaya Rumah Adat Prai Ijing Sumba adalah persembahan utamanya. Begitu wisatawan datang, mereka bisa mengamati tarian tradisional Sumba seperti Tari Kataga dan Tari Pajura. Mereka juga dapat mengamati pertunjukan tradisional Tari Woleka begitu memasuki ruangan. Lingkungan yang ramah ini segera mengundang wisatawan untuk merasakan budaya lokal jauh dari rumah.
Kawasan Rumah Adat Sumba, Rumah Adat Prai Ijing Sumba, merupakan rumah bagi tujuh kabisu atau marga suku tersebut. Nama mereka adalah We’e Lewa, Tanabi, Wola Deta, Wola Bawa, Katoda Doungu, We’e Yewa dan Wola. Pemimpin adat atau ratu desa ini disebut Katoda Watu.
Bukit Praijing menawarkan panorama ibu kota Prai Ijing Sumba yang menakjubkan. Dari atas bukit, pemandangan alam masih menyelimuti rumah adat tersebut. Sawah di sekitarnya membuat lokasi rumah adat ini semakin menarik. Wisatawan dapat mengambil foto berkualitas tinggi dari view area atau anjungan di desa ini. Tempat ini menjadi populer di kalangan wisatawan yang datang ke kota ini untuk berfoto.
Rumah Adat Prai Ijing terletak di Desa Tebara yang berada di Kecamatan Kota Waikabubak Kabupaten Sumba Barat. Lokasi wisata budaya strategis dan dapat diakses melalui akses jalan yang baik dan aspal yang mulus. Orang dapat menemukan petunjuk arah ke rumah secara online. Waikabubak berjarak 3 kilometer dari Desa Adat Prai Ijing yang dapat diakses dengan mobil dalam waktu 10 menit. Namun, jika mendekati Bandara Tambolaka, justru akan memakan waktu 1 jam karena jaraknya 43 kilometer.