Objek Wisata Alam Memukau Gunung Gede Pangrango
Sebuah gunung berapi bernama Gunung Pangrango memiliki ketinggian 2.958 meter di atas permukaan laut. Banyak warga ibu kota Jakarta mengunjungi Gunung Pangrango pada akhir pekan karena kedekatannya dengan Jakarta.
Selain itu, gunung yang menjadi bagian dari kawasan Taman Nasional Gunung Pangrango ini memiliki banyak keindahan alam yang sangat indah.
Gunung Pangrango Dengan Keistimewaan
Jika Anda menginginkan informasi yang berguna untuk perencanaan pendakian, Anda bisa mendapatkannya di sini jika ingin mendaki Puncak Pangrango:
Daya tarik shimmers yang paling utama adalah keindahan alam yang masih terjaga di gunung Pangrango. Anda mungkin menemukan banyak objek wisata menarik di sepanjang jalan menuju puncak. Berikut adalah beberapa benda alam yang tidak biasa yang bisa Anda temukan di Gunung Pangrango:
Telaga Biru yang Mempesona
Telaga Biru adalah sebuah desa kecil yang indah yang dikelilingi oleh medan yang berat. Landmark Telaga Biru adalah air di sekitarnya yang sering muncul bermata biru saat terkena sinar matahari. Namun, tergantung pada pertumbuhan organisme lain di sekitarnya, warna air terkadang menjadi coklat atau hijau.
Telaga Biru dapat dicapai dengan mendaki 1.575 mdpl melalui jalur Cibodas. Di sini, Anda bisa menikmati ketenangan dan ketinggian Laut Biru sambil ditenangkan oleh suara kicauan burung. Ini sering digunakan oleh secercah sebagai tempat untuk beristirahat.
Terdapat Air terjun dan sumber air panas
Anda bisa menemukan Curug Cibeureum yang terletak di kaki gunung Pangrango, tidak jauh dari Telaga Warna. Jalur air yang menjulang 1.620 meter di atas permukaan laut ini cukup populer di kalangan perenang lokal. Banyak pendaki yang mendirikan warung di dekat Curug Cibeureum karena air yang tertahan, udara yang segar, dan pemandangan yang indah.
Selain lembah air, terdapat mata air hangat yang sering digunakan orang untuk mandi. Menara air yang menjulang setinggi 2.171 meter di atas permukaan laut ini terbentuk di kawah gunung Pangrango. Banyak pendaki mencoba menghangatkan tubuh mereka dengan membiarkan kaki mereka berlama-lama di sumber yang sangat hangat ini selama cuaca dingin di daerah pegunungan.
Hamparan edelweiss
Lokasi ideal untuk melihat bunga cantik ini adalah Alun-Alun Surya Kencana bagi mereka yang menyukai bunga edelweis. Hamparan bunga edelweis yang bermekaran menjadi daya tarik para fotografer bahkan saat matahari terbenam. Datanglah ke sini antara bulan Juni dan Agustus untuk melihat bunga edelweis bermekaran.
Lembah Mandalawangi
Gunung Pangrango juga memiliki edelweiss-blomerland lain di dekatnya, yang dikenal sebagai lembah Mandalawangi. Hati Soe Hok Gie menyeruak di usia senja akibat keasrian dan ketentraman lembah alam Mandalawangi yang tak jauh dari puncak gunung Pangrango. Renungan Soe Hok Gie membawanya menulis puisi dengan judul karya “Mandalawangi – Pangrango”. Kondisi asli Lembah Mandalawangi patut dibahas secara rinci. Puncak Salak dan Halimun masing-masing dapat dilihat dari lembah Mandalawangi. Selain itu, lembah ini memiliki pemandangan matahari terbenam yang indah.
Lokasi dan akses menuju Gunung Pangrango
Gunung Gede Pangrango berada di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Bogor, Cianjur, dan Sukabumi. Gunung Pangrango dapat diakses di bawah melalui jalur Gunung Putri, Cibodas, dan Selabintana. Namun, pejalan kaki paling sering mencari jalur melalui Gunung Putri dan Cibodas untuk mencapai puncak Gunung Pangrango.
Jalur Naik Via Gunung Putri
Jalur dari gunung pangrango melalui gunung putri agak sulit. Namun, pad ini memiliki keunggulan berupa alun-alun Surya Kencana yang diselimuti bunga edelweiss yang indah. Jangka waktu yang sesuai seringkali singkat, yaitu di bawah 6 jam.
Perjalanan dimulai dengan mendaki melalui perkebunan penduduk setempat menuju Legok Leunca. Lanjutkan perjalanan hingga tiba di Pos Leunca Legok setelah satu jam perjalanan. Anda juga dapat keluar dari sini sebelum menuju ke Pos Lutung Buntut. Perjalanan menuju Pos Lutung Buntut memakan waktu tepat dua jam. Jalur yang menanjak akan mengganggu konsentrasi pendaki dan membuat mereka kehilangan fokus.
Jika perlu, silakan cuti. Kemudian, untuk mencapai tiang berikutnya yang dikenal dengan Lawang Sekateng ini, Anda harus melewati medan kasar berupa lereng di dalam hutan yang rapat. Jalur pendakian dikelilingi oleh banyak pohon besar berbentuk bumerang. Oleh karena itu, berhati-hatilah untuk tidak mengkhawatirkan klakson boom.
Anda terus berinteraksi dengan kawasan pendakian pegunungan hingga sampai di Pos Simpang Maleber. Anda dapat dengan cepat pergi ke Surya Kencana Plaza dari situs ini. Medan alami terbaik ditemukan di sepanjang jalur dari Gunung Pangrango ke Gunung Putri dan berupa punggungan savana dengan bunga edelweis yang terhampar dan rerumputan yang menyebabkan tanah menjadi basa. Di sini, para pendaki juga bisa mendirikan tenda.
Jalur naik via Cibodas
Jalur pendakian Gunung Pangrango paling lama delapan jam. Karena aksesnya yang mudah ke Jakarta, rute ini paling populer di kalangan wisatawan. Dengan pemikiran seperti itu, Anda dapat menemukan atraksi outdoor lainnya di sepanjang Jalur Cibodas, termasuk Laut Biru dan Air Terjun Cibeureum, serta jembatan untuk kebutuhan logistik saat mendaki.
Base Camp Cibodas dimulai dari tepi Kebun Raya Cibodas, tempat dimulainya pendakian gunung Pangrango. Anda bisa menemukan pos pendaftaran Gunung Pangrango di gedung administrasi taman nasional (TNMPP), yang tidak jauh dari ujung jalan setapak. Setelah registrasi dan pendaftaran, perjalanan ke puncak Pangrango bisa langsung dimulai.
Pada pertama pendakian adalah pad bulat yang dibuat rapi dengan bergerak ke arah semak barat. Anda akan menjumpai wisatawan yang melintasi jalan ini yang ingin melihat Telaga Biru dan Air Terjun Cibeureum. Setelah kehilangan jejak dan menempuh perjalanan minimal 40 menit dari titik awal, masuklah ke Telaga Biru.
Jika belum puas menikmati ketenangan Laut Biru, lanjutkan perjalanan ke Rawa Panyangcangan. Jika Anda ingin melihat Curug Cibeureum, Anda dapat memotong langsung dari laporan ini. Di bawahnya, Anda harus belok kiri melewati Rawa Denok 1 untuk mencapai puncak.
Jalan menuju Rawa Denok 1 masih cukup sederhana. Namun jika Anda pergi ke kawasan Rawa Denok 2, Anda berisiko menghadapi konflik nyata. Kita berbicara tentang bantalan berbatu yang menjulur dan menanjak di sepanjang berbagai rawa melalui alasan seperti gundukan untuk mempermudah pencabutan.
Jalur Rawa Denok 2 dilanjutkan menuju Pos Batu Kukus 1 sampai 2, dan Batu Kukus 3. Jarak antar Pos Batu Kukus bisa diatur dengan melewati medan yang tidak rata dan berwarna cerah. Jalan berbelok lagi hingga mencapai Pondok Panorama dari Batu Kukus 3. Pos ini berada di sebelah sungai, jadi Anda bisa pergi ke bawah dan mengisi minuman.
Setelah sekitar 10 menit dari Pondok Panorama, Anda tiba di Pos Pemandian Air Panas. Pos ini merupakan bronkus air panas yang berasal dari Gunung Gede. Setelah tiba di Pos Pemandian Air Panas, lanjutkan pendakian berat Anda dengan menyeberangi sungai yang mengalir sambil menjaga satu jari kaki di atas air agar tidak jatuh ke medan sekitarnya. Jangan menginjak bebatuan agar tidak meluncur keluar.
Destinasi selanjutnya disebut Stone Cage. Karena merupakan area datar yang menawarkan ruang untuk beberapa tenda, maka pos pendakian yang paling terkenal di bawah pendaki adalah area berkemah. Uniknya, di sini banyak dijumpai bongkahan batu yang diakibatkan luapan Gunung Pangrango.
Anda mungkin menemukan Pos Kandang Badak terakhir. Mirip dengan Kandang Batu, Kandang Rhino merupakan tempat berburu shimmer yang terpercaya. Daya tarik lainnya adalah adanya botol air bening yang bisa digunakan untuk minum dan memasak. Sebelum tiba di Badak Kandang, Anda harus terlebih dahulu singgah di sebuah kubangan air kecil yang cantik bernama Panca Weuleuh.
Ada persimpangan setelah Rhino Enclosure. Anda harus membunuh tepat untuk mencapai Puncak Pangrango. Puncak Gede dapat ditemukan jika Anda melihat ke bawah ke kiri.
Harga tiket masuk dan jam operasional Pendakian
Setiap pendaki yang ingin menjinakkan gunung Pangrango terlebih dahulu harus mendaftar secara online. Kuota harian pendaki adalah 600 orang per hari, dengan rincian 300 orang masuk melalui Cibodas Pass, 200 orang masuk melalui Gunung Putri, dan 100 orang masuk melalui Selabintana Pass. Persiapan ini dilakukan untuk mencegah kerusakan kawasan taman nasional dan mewaspadai potensi masalah dengan kegiatan di luar ruangan.
Selain itu, pendaki harus membayar tiket masuk sebesar Rp 27.500 per orang selama seminggu dan Rp 32.500 per orang selama akhir pekan. Harga tersebut sudah termasuk biaya asuransi, biaya perjalanan, dan biaya masuk ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Semua yang diinginkan seorang pendaki terpenuhi dengan mendaki gunung Pangrango.
Di gunung ini, Anda akan menemukan pemandangan alam yang indah, tempat wisata yang menarik, dan jalur pendakian yang jelas saat ini. Apa lagi yang bisa dilakukan untuk memastikan rencana Anda mendaki Gunung Pangrango berhasil? Ayo ajak teman-temanmu untuk menikmati daya pikat Gunung Pangrango!